TRIBUNNEWS.COM - Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Edywan Prabowo, S.I.P menyampaikan apresiasinya kepada 500 peserta Diklat Kamtibmas dan Bela Negara Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, usai memberikan paparannya, Sabtu (21/9/2013) sore ini, di Bumi Perkemahan Kumbokarno Wonosalam, Jombang Jawa Timur. Demikian rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com.
Apresiasi itu ditunjukkan oleh Pangdam dengan kembali naik ke podium, setelah usai memberikan paparan. "Saya salut dengan Senkom, selama paparan materi saya tidak ada yang mengantuk, padahal kalau saya menyampaikan ke prajurit saya habis jam makan pada umumnya banyak yang mengantuk. Tapi Senkom tidak ada yang mengantuk, dengan sikap tetap tegap. Senkom adalah potensi yang luar biasa," ujar Pangdam disambut tepuk tangan gemuruh 500 peserta dan para undangan dari unsur Muspida se-Jawa Timur.
Kepada salah satu pelatih Senkom dari unsur TNI AL, Ketut Sumarjana, Pangdam juga berpesan untuk terus melatih Senkom, "belum pernah saya temui organisasi masyarakat seperti senkom yang disiplin dan berdedikasi tinggi, mencerminkan kesiapan untuk bela negara," kata alumni Akabri 1984 itu, seperti dituturkan Ketut.
Dalam paparannya, Pangdam memberikan materi wawasan Kebangsaan dengan tema "Sinergitas Peran TNI dan Masyarakat dalam Bela Negara".
"Kita harus yakin, bahwa sesungguhnya kita bukan bangsa kerdil, namun bangsa yang tangguh yang selama ini berhasil lolos ketika dihadapkan pada berbagai ujian, baik itu konflik horisontal internal dalam negeri bermuara SARA dan lain sebagainya. Sebagai bangsa besar kita telah teruji menghadapi semua itu," jelas Pangdam.
Diklat Kamtibmas dan Bela Negara Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, diselenggarakan di Bumi Perkemahan Kumbokarno Wonosalam, Jombang Jawa Timur, Sabtu (21/9/2013). Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Edywan Prabowo, S.I.P menyampaikan apresiasinya kepada 500 peserta diklat.
Pangdam juga mengingatkan agar kembali kepada karakter bangsa Indonesia suka bergotong royong, ramah, santun, berkarakter kepemimpinan yang memiliki semboyan ing ngarsa sung tuladha (didepan atau memimpin dengan memberi teladan), ing madya mangun karsa (ditengah membangun kehendak lebih baik), tut wuri handayani (dari belakang memberi dorongan).
"Dan kita lihat, negara-negara yang maju, karena wawasan kebangsaan warga negaranya kuat, sehingga menjadi bangsa yang dapat membangun kekuatan ekonomi dan pertahanan," kata Pangdam seraya mencontohkan negara kecil Singapura, karena warga negaranya mendahulukan kepentingan negara, maka menjadi kuat dalam berbagai hal. Secara ekonomi, kuat. Demikian halnya dalam pertahanan yang alutsistanya lebih bagus dari Indonesia.
"Untuk itu mari kita kembali kepada karakter bangsa Indonesia yang mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dicontohkan para pendahulu kita dalam peristiwa sumpah pemuda yang melahirkan bangsa Indonesia," kata Pangdam sembari mengingatkan 4 pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
(Sumber: TribunNews.com)
0 komentar:
Posting Komentar